Strategi Menjadi Lebih Pintar di Abad Ke-21
Dalam kehidupan sehari-hari, kita selalu memproduksi dan mengkonsumsi data serta informasi, baik sebagai individu, sebagai lembaga, maupun sebagai pelaku bisnis. Bahkan beberapa lembaga tidak akan berfungsi bila tidak didukung oleh data dan informasi yang akurat, misalnya pemerintah, bank, media, dan industri. Bahkan diperkirakan data akan berkembang sebanyak 44 kali lebih banyak selama kurun waktu satu dekade terakhir.
Informasi merupakan kumpulan data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan berarti bagi yang menerimanya. Kita memasuki era di mana informasi apa pun dengan mudah kita dapatkan. Hanya melalui ketikan jari di berbagai alat komunikasi, secepat kilat berbagai macam data akan didapatkan. Pertanyaannya, bagaimana kita mengoptimalkan seluruh data yang kita miliki?
Ketika IBM didirikan 100 tahun yang lalu, setiap butir informasi tentang masyarakat, dunia usaha, dan budaya dicatat dan disimpan di perpustakaan, katalog, dan lemari. Informasi yang beredar sangat terkontrol, kita tidak dapat memprediksi masa depan. Sebagai contoh, siapa yang dapat mengira jika dalam satu tahun–rata–rata seorang IBM-er menerima 2.053 e-mail, melakukan 1.737 percakapan lewat telepon, memasukkan 219 ide pada media sosial, menghadiri sekitar 1521 rapat dan sekitar 100 pertemuan sosial lainnya.
Mesin tabulasi pertama, yang dikembangkan pada akhir abad ke-19, hanya dapat mengerjakan satu tugas: menghitung. Yang membuat mesin ini istimewa adalah, pada saat yang bersamaan, muncul penemuan fenomenal berupa penemuan daya listrik, yang dapat menghitung lebih cepat dari kecepatan manusia menghitung. Biro sensus, perusahaan retail, dan perusahaan kereta api adalah pelanggan pertama yang memanfaatkan penemuan komputer.
Komputer menjadi cikal-bakal transformasi dunia informasi. Pada awalnya, komputer hanya dapat mengerjakan hal–hal yang sederhana. Ketika personal computer mulai dipergunakan, bahkan di dunia pada sekitar 1981, data menjadi terasa lebih berharga. Hal ini menjadi cikal-bakal berdirinya masyarakat informasi. PC mengubah cara manusia bekerja. Sebelumnya, ketika jam kantor selesai, apabila ada pekerjaan yang harus diselesaikan pada malam hari, karyawan tersebut akan pulang membawa berbagai berkas plus mesin ketik manualnya. Sekarang hal itu menjadi cerita lama.
Saat ini masyarakat kita mengalami transformasi besar. Butiran informasi tidak dikumpulkan manusia, karena segala sesuatu yang ada di sekitar kita akan saling terhubung membentuk informasi itu sendiri. Beberapa waktu lalu, pengguna situs microblogging Twitter diresahkan oleh hilangnya aplikasi Ubertwitter, sehingga untuk beberapa saat berbagai alternatif pengganti lain bermunculan, termasuk perangkat aplikasi pengganti–Social Scope, sebuah perangkat lunak all in one. Saya melihat fenomena ini sebagai pendorong terciptanya cara pandang baru tentang dunia yang semakin rata ini. Jaringan perangkat analitis yang pintar, saling terhubung–berjumlah triliunan–dilengkapi berbagai sensor, akan mengubah hidup kita.
Sebuah contoh nyata di Indonesia, PLN saat ini memberikan alternatif bagi sektor perumahan yang akan berlangganan listrik–pelanggan diberi pilihan berlangganan listrik prabayar–sebuah alternatif yang sangat efisien di mana pelanggan cukup memasukkan 20 digit angka yang terdapat pada voucher isi ulang ke meteran digital listrik dan membayar sesuai dengan kebutuhan mereka. Apartemen di Jakarta telah menembus angka ratusan dan beberapa dari mereka telah melakukan pendauran ulang penggunaan air. Ke depan, bukan tidak mungkin bagi perusahaan air minum untuk menggunakan sistem meteran canggih untuk menemukan kebocoran pada pipa saluran tanpa harus terjadi pembuangan air dengan percuma.
Berbagai sensor canggih memberikan nuansa baru bagi kita. Kita akan menemukan berbagai cara baru untuk menghasilkan energi dengan memonitor angin dan air, sistem dan teknologi surya, bahkan mengelola samudra dan lautan. Singkatnya, teknologi membantu manusia untuk dapat lebih menghemat energi, memanfaatkan limbah, mengelola sistem transportasi, bahan pangan, pemeliharaan kesehatan, dan lain sebagainya.
Berbagai sumber daya yang ada di dunia ini, termasuk air, energi, minyak bumi, bahan mentah, semakin terbatas. Di lain pihak, jumlah populasi dunia semakin meningkat, jumlah penduduk semakin meningkat, kota–kota besar semakin padat, ruang terbuka serta persediaan air bersih semakin langka, dan sehari–hari Anda pun berhadapan dengan kemacetan lalu lintas yang semakin parah. Kita membutuhkan teknologi untuk mewujudkan kolaborasi data, meruntuhkan dinding pemisah antarindustri, dan memecahkan berbagai masalah dalam skala global.
Tahun ini, IBM–tempat saya bekerja–memasuki usianya yang ke-100. Hal ini merefleksikan bagaimana perusahaan ini berdiri kokoh mengatasi berbagai tantangan berat yang dihadapi masyarakat dalam beberapa dekade terakhir. Seiring langkah kita memasuki dekade kedua di abad ke-21 ini, sekiranya kita memikirkan bagaimana mengatasi berbagai tantangan yang akan dihadapi masyarakat kita.
Kami percaya bahwa, seperti berbagai mesin tabulasi yang pertama dan revolusi komputer yang mengikutinya, sensor akan mengubah perekonomian dan cara pandang masyarakat kita. Kami yakin hal ini berkat kekuatan informasi. Inovasi pada bidang analitis, proses, teknologi jejaring sosial, telah memperlihatkan dengan jelas kepada dunia tentang data, tentang pola pikir, tentunya.
Dalam tiga tahun belakangan, IBM mulai berbicara tentang planet yang semakin pintar. Kami membangun berbagai komunitas, bermitra dengan berbagai pihak, membantu pelanggan, kalangan akademisi, pemerintah, bahkan LSM. Saya yakin dunia ini dapat menjadi lebih baik, kita semua dapat mengambil bagian untuk berkontribusi nyata melalui setiap keterampilan yang kita miliki untuk menciptakan dunia yang lebih pintar.(*)
(*) Oleh: Suryo Suwignjo
Presiden Direktur IBM Indonesia
(Sumber: Koran Tempo, 2 April 2011)