Pengirim | Doddy Poerbo |
Arti Cium Tangan Anas | |
: | Isu reshuffle akhirnya terpatahkan sudah yang dipertegas dari isi pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang membantah akan melakukan reshuffle kabinet dalam waktu dekat. Isu yang santer dibicarakan politisi di DPR yang memperkirakan akan terjadi perubahan koalisi pun diprediksi batal karena susunan parpol koalisi pendukung pemerintahan tetap utuh. SBY dalam pidatonya menegaskan, tidak pernah mengatakan akan adanya rencana rombak kabinet. SBY bahkan menyesali pernyataan sejumlah orang yang membuat kabar reshuffle kian besar yang seakan mendikte dirinya untuk segera mengambil keputusan. Lalu mengapa SBY menyatakan ketersinggungannya atas upaya mendikte soal reshuffle seperti yang tersirat dalam pidatonya tersebut ? . Perbedaan persepsi atau memang dibuat berbeda oleh masing2 parpol dalam memaknai system persendential sejak awal terbentuknya koalisi sesungguhnya menandai bahwa masing2 partai mendudukkan diri pada poisisi yang sama. Kecuali partai Golkar, partai2 lain adalah partai pendukung SBY dalam pencalonan pemilihan presiden yang membawa SBY melenggang meraih kedudukan presiden untuk yang kedua kalinya. Namun, dalam perolehan kursi DPR, barisan koalisi pendukung presiden ternyata tidak memperoleh suara mayoritas yang dibutuhkan untuk mengamankan program pemerintahan SBY. Upaya SBY menarik Golkar untuk mengamankan suara pendukungnya di parlemen bukan tanpa masalah ditubuh Golkar sendiri, Golkar juga terpecah, Surya Paloh yang tersingkir dari persaingan ketua umum Golkar akhirnya mendirikan Nasdem, lepas dari Golkar. Seperti kita ketahui, terbentuknya partai Demokrat maupun terbentuknya koalisi pada dasarnya merupakan hasil dari upaya SBY sendiri. Sehingga tak mengherankan apabila partai2 koalisi masih menempatkan SBY sebagai pimpinan koalisi, bukan partai Demokrat. Namun perkembangan menjadi lain seperti yang diharapkan oleh SBY, Partai demokrat ingin bertindak sebagai pimpinan koalisi yang tidak diamini oleh barisan koalisi lainnya. Disatu sisi SBY melihat ada pertentangan diantara barisan koalisi di Parlemen yang berakibat terpecahnya dukungan terhadap dirinya, dilain sisi merasa buah karyanya sendiri ingin mendikte dirinya. Cium tangan Anas Urbaningrum adalah tata krama bangsa ini sebagai perlambang bentuk penghormatan kepada yang lebih tua atau orang yang dihormati. Cium tangan tersebut sekaligus juga menggambarkan bahwa sesungguhnya SBY menjadi panutan. Mungkin cium tangan inilah yang dilupakan oleh partai demokrat sehingga SBY merasa didikte. Belakangan kepeimpinan Ketum Golkar Aburuzal Bakrie didalam Segab mulai dipertanyakan , beberapa pihak menyatakan sudah saatnya Anas memimpin setgap walaupun Anas tidak mempersoalkannya. Namun demikian, adalah sangat wajar jika Anas ingin terlepas dari budaya cium tangan itu, mencoba mandiri walaupun dianggap menentang junjungannya. Sebagai partai pemenang pemilu, adalah wajar jika Partai Demokrat ingin memimpin koalisi Parlemen. Manuver2 yang dilakukan oleh Partai Demokrat memang memperlihatkan keinginan untuk memimpin koalisi, angket pajak yang dipakai sebagai parameter kesetiaan telah memposisikan partai Golkar dan PKS sebagai partai mbalelo. Demokrat yang bertindak sebagai penilai memang mampu membuat kedua partai ini terdesak terlebih pidato SBY diartikan akan segera terjadi reshuffle kabinet. Memanfaatkan situasi tersebut, agaknya demokrat berhasil menggiring kedua partai ini untuk menyatakan tetap ingin bergabung dalam koalisi. Sebuah pengakuan politis yang di! inginkan oleh Demokrat dari PKS dan Golkar tercapailah sudah, namun manuver ini menjadikan demokrat yang anak kandung menjadi anak bandel, lupa dengan cium tangannya itu. Orang tua menjadi marah karena tidak sepantasnya anak kecil mendiktenya. Seperti biasa, bantah membantah dalam politik memang selalu terjadi. Wakil Sekjen Partai Demokrat Ramadhan Pohan ikut menampik kabar renggangnya hubungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang juga Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat dengan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum. Ramadhan menegaskan kabar retaknya hubungan lantaran isu reshuffle tidak benar. |
Powered by EmailMeForm