Aborsi Penyebab Penderitaan Wanita

Wednesday, March 23, 2011


JAKARTA--MICOM: Aborsi merupakan masalah kesehatan reproduksi yang perlu mendapat perhatian karena merupakan penyebab penderitaan bagi wanita.

Penegasan tersebut disampaikan Ketua Dharma Wanita Kementerian Agama Hj Ita Bahrul Hayat di Jakarta, Selasa (22/3), saat memberi sambutan pada sosialisasi kesehatan reproduksi.

Sampai saat ini, kesehatan reproduksi masih menjadi isu aktual. Sekitar 30% aborsi dilakukan wanita usia 15 hingga 24 tahun dan pelaku aborsi yang kehamilannya di luar pernikahan, seperti di kalangan SMA, mahasiswi dan korban perkosaan. Hasil ini menurut penelitian BKKBN dan beberapa lembaga serta universitas.

"Ini yang sangat memprihatinkan kita sebagai orang tua," kata Hj. Ita Bahrul Hayat.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lanjutnya, menyatakan aborsi merupakan masalah kesehatan reproduksi yang perlu mendapat perhatian karena merupakan penyebab penderitaan wanita. Dalam konteks itu perlu diwaspadai gejala meningkatnya perilaku seks bebas pada remaja karena dapat mendorong dampak lainnya terhadap keluarga, masyarakat dan bangsa.

Sebagai umat beragama dan memiliki derajat tinggi di sisi Allah, wajib menjaga diri, keluarga dan mengajak orang lain untuk menjauhi segala bentuk perbuatan dan perilaku yang menyimpang dari norma agama berkaitan dengan kesehatan reproduksi, ia menjelaskan.

Agama, katanya lagi, memberi tuntunan kepada orang tua untuk melahirkan anak yang sehat, beriman dan bertaqwa, cerdas berakhlak dan berkepribadian sehingga dapat menghadapi segala macam tantangan hidup.

Sebelumnya ia pun mengingatkan bahwa kesehatan merupakan sesuatu yang sangat vital bagi manusia, disamping kebutuhan sandang, pangan dan papan. Dengan kesehatan dapat mewujudkan keluarga sakinah dan kehidupan sejahtera. Salah satu unsur kesejahteraan adalah keluarga yang sehat.

Kesehatan dalam keluarga ada tiga hal: kesehatan jasmani, rohani dan reproduksi. Namun perhatian masyarakat terhadap kesehatan reproduksi masih belum merata dan belum menyentuh semua lapisan dan golongan masyarakat di tanah air. Untuk itu, menurut dia, sosialisasi dan edukasi publik harus terus dilakukan secara berkesinambungan.

Para ahli kesehatan pun sudah mengingatkan bahwa kesehatan reproduksi harus diperhatikan, yaitu hubungan seksual yang tidak berisiko, hubungan yang setia pada pasangan suami dan isteri, yang terikat dalam perkawinan sah. (Ant/rn/OL-01)
===============================
http://m.mediaindonesia.com/index.php/read/2011/03/22/212178/71/14/Aborsi_Penyebab_Penderitaan_Wanita?utm_source=micom&utm_medium=twitter