Tribun Jambi - Kamis, 14 April 2011 21:54 WIB
ADANYA dugaan praktik pungutan liar (pungli) di di jembatan timbang Muara Tembesi bukan hanya isu belaka. Setidaknya hal itu terungkap dari mulut seorang supir angkutan batubara yang berani bicara terbuka dan apa adanya kepada Tribun, Kamis (14/4).
Supir yang punya nama panggilan Jay itu mengatakan selama ini mereka selalu bebas dari tindakan tegas petugas jembatan timbang. Sanksi yang pernah diterimanya hanya sebatas tilang, dan itu didapatkannya pada saat jembatan yang berlokasi di jalan lintas Sumatra itu mulai dioperasikan Februari lalu.
Setelah itu tidak pernah kena sanksi lagi. Tidak pernah lagi ditilang apalagi disuruh bongkar muatan,” ucap pria berbadan gemuk itu yang ditemui di sebuah warung kopi di Jalan lintas Bajubang. Ia mengakui ada sesuatu yang diberikannya kepada petugas sehingga ia dan temannya yang lain bisa bebas melintas. Mereka masuk ke jembatan timbang hanya sebatas formalitas.
Kami kasih pitih (uang),” ucapnya ketika ditanya apa yang diberikannya kepada petugas itu.
Menurut Jay, memberikan pelicin kepada petugas agar tidak kena sanksi lebih baik daripada muatannya harus dibongkar. Kalau muatan dibongkar, gaji kami akan dikurangi bos,” ungkapnya.
Berapa besaran pelicin yang diberikannya? Tergantung, kadang bisa hanya Rp 10 ribu, kadang dipaksa harus ngasih Rp 50 ribu. Suka-suka orang yang sedang jaga disitu,” kata penduduk ber-KTP Jambi itu. Sedangkan muatan yang dibawa, akunya, selalu diatas 40 ton, atau 13 ton lebih banyak dari tonase maksimal yang ada dalam aturan Dinas Perhubungan.
Namun kemarin, ia tidak bisa mengelak ketika harus kena tilang. Jay mengaku kaget karena uang yang diberikan kernetnya ditolak oleh petugas yang disana. Katanya nggak bisa lagi main uang, dan kami harus ditilang. Muatan juga dipaksa harus dibongkar sebagian,” ucapnya.
Kendati melihat ada ketegasan petugas kemarin, menurutnya hal itu tidak akan berlangsung lama. Pria yang sudah belasan tahun menjadi supir itu mengatakan biasanya seiring dengan waktu, sikap tegas itu akan memudar. Saya rasa siapapun masih butuh uang. Kebijakannya ini takkan lama,” katanya.
Sedangkan kepala Jembatan Timbang Muara Tembesi yang baru, Arifin, mengatakan tekadnya untuk terus melakukan penindakan terhadap angkutan barang yang melebihi tonase. Penindakan berupa tilang, bongkar, atau menyuruh pulang ke tempat asal, akan dijalankannya setiap hari.
Penulis : suang
Editor : ridwan
Sumber : Tribun Jambi