SAJAK KEADILAN

Wednesday, December 29, 2010

Seorang Mahasiswa Bertanya Kepada Dosennya, “Pak, Apa itu Keadilan,” ujar mahasiswa tersebut. “Keadilan itu adalah ketidakadilan,” jawab sang Dosen

“Revolusi,Revolusi,Revolusi sampai mati”, mungkin kalimat ini sangat akrab di telinga para mahasiswa ataupun mantan mahasiswa atau yang lebih elegan disebut dengan alumni terutama para aktivis kampus atau mereka yang pernah berkecimpung di dunia aktivis.

Namun, apa sebenarnya yang dituntut atau menjadi mimpi dari tindakan yang terkadang di anggap nyeleneh bagi beberapa orang ini. Ketidakadilan terkadang menjadi faktor penyebab aksi turun kejalan yang sering dilakukan oleh berbagai elemen terutama para aktivis mahasiswa, terlepas dari anggapan dan asumsi kemurnian perjuangan atau keikutsertaan semata tanpa mengenal dan mengetahui arti dari perjuangan itu sendiri.

Namun apa sebenarnya keadilan itu? Apa kah keadilan itu membagi segala sesuatu sama banyak? Ataukah keadilan itu menyamaratakan pendapatan?. Untuk menjawab pertanyaan yang lumayan menguras benak yang ada di otak ini saya mencoba mengajak pembaca berfikir dengan logis dan simple.

Beberapa jawaban layaknya Multiply Choice mungkin dapat memberikan jawaban dari pertanyaan di atas.
1. Apakah memberikan gaji sama banyak kepada 2 orang karyawan yang bekerja sebagai Cleaning Service yang satunya bekerja 18 jam dalam satu hari dan bekerja ulet dan rajin sedangkan yang satunya lagi adalah karyawan yang bekerja hanya 7 jam dalam satu hari dan kurang bertanggung jawab dan tidak begitu rajin adalah Adil?
2. Apakah dengan kasus yang sama dengan yang diuraikan diatas namun dengan pembayaran yang berbeda, yakni dengan membayar karyawan yang bekerja 18 jam dalam satu hari dan bekerja ulet dan rajin lebih tinggi dibandingkan karyawan yang bekerja hanya 7 jam dalam satu hari dan kurang bertanggung jawab dan tidak begitu rajin adalah adil?
Menurut saya secara pribadi (mungkin anda juga) kronologis yang kedua diatas adalah keadilan yang sebenar-benarnya.mengapa harus yang kedua?bukannya yang pertama?.

Keadilan itu sebenarnya adalah meletakkan sesuatu pada porsi yang sebenar-benarnya, meletakkan sesuatu pada tempatnya, memberikan segala sesuatu kepada yang benar-benar membutuhkannya, menyerahkan sesuatu kepada subjek yang berwenang dan berhak untuk menerimanya.

Pemimpin Yang Adil Adalah Pemimpin yang tahu……?
Pemimpin yang Adil merupakan suatu impian bagi semua Orang, baik itu pemimpin suatu Negara, pemimpin suatu kerajaan, pemimpin yang berada pada taraf daerah, pemimpin perusahaan besar maupun perusahaan kecil, hingga pemimpin keluarga.

Bagaimanakah kriteria pemimpin yang adil?. Pemimpin yang adil adalah pemimpin yang tahu menempatkan diri, jabatan, wewenang, serta kekuasaan yang melekat pada dirinya.

Namun pemimpin zaman sekarang sepertinya sudah kebablasan adilnya, bisa kita lihat dari penyelenggaraan pendidikan, semua warga Negara terpaksa harus membayar biaya pendidikan yang sekarang ini sudah sangat meresahkan masyarakat terutama kalangan miskin. Betapa tidak pemimpin yang adil? Menyamakan kemampuan si kaya dengan si miskin, kenapa tidak sebaliknya? Memang pemerintahan (maaf) yang benar-benar aneh. Bukankah Mendapatkan Pendidikan sebagaimana mestinya adalah hak setiap warga Negara?, bukankah hak warga Negara merupakan kewajiban dari Negara untuk menyelenggarakannya? Apakah anggaran pendidikan sebesar 20 persen dari RAPBN belum cukup untuk menggratiskan Pendidikan? Bukannya di setiap iklan yang ditayangkan di televisi pemerintah bahkan para calon kepala daerah menggembor-gemborkan program pendidikan gratis?, yang ada hal tersebut hanya menjadi mimpi dan impian, tetap saja pendidikan 12 Tahun harus mengeluarkan biaya yang mahal, untuk masuk ke sekolah Negeri pun tidak jarang para orang tua siswa harus merogoh kocek yang jumlahnya tidak sedikit, Belum lagi termasuk pungutan ini dan itu. MASYARAKAT KEMBALI HARUS CUMA BERMIMPI.

“Keadilan itu adalah ketidakadilan,”
Seorang Mahasiswa Bertanya Kepada Dosennya, “Pak, Apa itu Keadilan,” ujar mahasiswa tersebut. “Keadilan itu adalah ketidakadilan,” jawab sang Dosen.

NAH? LHO? apakah memang itu keadilan? Sepertinya sekarang iya. Keadilan dalam teori ternyata tidak banyak kita temukan di dalam prakteknya, jadi kita ubah saja Keadilan itu adalah ketidakadilan, bukankah begitu?

(dony yusra.p.SH)